in Artikel
Oleh : Hendro Tri Rachmadi (Art Director Simple Studio Indonesia) Jika di zaman dahulu di mana persaingan tidak seketat sekarang, sebagian besar orang meremehkan desain grafis, okelah bisa diterima.. sebuah zaman dimana kebanyakan produsen menjual barang sebagai komoditi…
Tak terpikir pada masa lalu menjual teh dalam kemasan, atau bahkan yang lebih parah… menjual air putih!!!
Ya, air putih. Sebuah zat yang pada masanya “cukup” kita masak sendiri di dapur kita, lalu kita simpan untuk stok beberapa hari..
Tetapi dunia sudah berubah kawan. Dunia sudah berubah menjadi “lebih colorful”. Sebuah dunia yang kini membutuhkan “tampilan” berbeda atas setiap produk aslinya. Sebuah dunia yang butuh kemasan luar yang lebih menarik untuk mendapatkan “hati” calon customernya.
Di masa ini, silahkan saja kalau masih ada orang yang menjual sesuatu sebagai komoditi. Tapi yang harus diingat, bahwa ia tidak berharga kecuali sedikit.. sekedar pengganti ongkos produksi dan sedikit margin.
Pada masa ini kita membutuhkan tampilan yang lebih menjual, berkelas dan yang paling pas adalah sesuai dengan segmennya.
Tak sadarkah orang yang masih “meremehkan” desain grafis, bahwa ia seperti manusia purba yang hidup di zaman modern. Ia mengingkari sesuatu yang sudah sangat dipahami manusia modern, bahkan yang kurang update sekalipun.
Parameter paling sederhana adalah, lihatlah ketika anda memilih barang di sebuah supermarket. Semua barang itu anda tidak kenal dan anda tidak punya referensi sama sekali tentang barang yang jelas-jelas anda butuhkan tersebut. Akhirnya apa yang anda lakukan? anda akan mengamati kemasan dari produk tersebut, lalu “sedikit” membaca deskripsi di kemasan. Dan mencoba membandingkan retorika copywriting di kemasan itu beserta dengan “janji-janji manisnya” kepada konsumen. Lalu akhirnya “setengah menebak” barang yang akan di beli seraya berharap, kita tidak “salah pilih”…
Apa jadinya jika anda adalah salah satu produsen dari barang yang akan dipilih itu dan anda tidak peduli dengan kemasan produk anda tersebut? yang tentu berarti tidak peduli dengan desain grafis, yang seharusnya bisa membuat desain kemasan anda menjadi “lebih menjual”?
Setiap konsumen kita harus dibuat confident dengan tampilan barang yang akan mereka beli. Dan itulah adalah “kerjaannya” para desainer grafis. sebuah kerja yang “sebenarnya” tidak sederhana. Tapi di benak orang yang kurang menghargai ide, hal itu akan menjadi:….. “kalau begini mah gue juga bisa”… (yah kalau bisa… bikin aja sendiri lah).
Saya pernah mengajar kursus corel draw… dan pesertanya baru di minta membuat bentuk-bentuk yang sudah dicontohkan saja, butuh waktu yang cukup lama. Apalagi jika yang kita berikan adalah “kertas putih”, dan kita minta dia untuk membuat desainnya dari awal?
Saya, anda dan kita semua hidup yang sudah sangat berbeda dengan era 50-an, 60-an bahkan 90-an! Di masa ini jika anda tidak “menginvestasikan dengan benar” pada sisi desain, berarti anda sudah menambahkan saham untuk gagal…
Satu contoh sederhana lagi bisa saya sampaikan disini… Mungkin sebagian kita mendengar “habatussaudah”… jintan hitam yang bahkan ada “dasar hadits”nya. Berapa banyak, produsen yang memproduksi benda “berkualitas” tersebut.. Namun sejak dulu saya selalu menyayangkan kemasan mereka yang sangat tidak menjual. Mungkin saya tidak menyarankan mereka membuat kemasan “molding” yang sudah pasti mahal. mereka cukup membeli kemasan yang sudah “umum” di pasaran. Namun labelnya harus didesain dengan “sempurna”, sehingga kekurangan di sisi kemasan bisatertutup oleh kualitas desain label yang mengesankan “high class”…
Tapi “sepengelihatan” saya, hanya “sedikit” (kalau bukan tidak ada sama sekali), produsen yang melakukan itu. Dan sebagai akhirnya, benda berkualitas itu tetaplah terjual dengan “harga yang sebenarnya bisa di upgrade lagi”.
Nah sekarang ada “pemain besar” di bidang farmasi yang akhirnya melirik benda “ajaib” itu. Mereka mengemasnya dengan sangat baik, di beri brand, disiapkan strategi komunikasi dan sebagainya.. yang tentunya akan “mengancam” para pemain kecil…
Saya pikir hal ini tidak sesederhana karena ”kurang modal”. Ini adalah masalah persepsi! Kebanyakan pengusaha kecil -yang tetap kecil- tidak menghargai kualitas dan kemasan. Kalau kita punya produk berkualitas, maka kemaslah dengan sangat baik. Sebab, makin kesini orang tidak membeli produk. Tetapi membeli “brand”. Berapapun kocek yang harus dirogoh, banyak orang rela-rela saja, asal dia bisa mendapatkan “prestise” dari brand tersebut.
Sayangnya, sulit sekali terkadang memahamkan hal ini. Dan hal ini akhirnya baru bisa dipahami setelah sebuah usaha itu rugi/bangkrut atau bahkan tutup sama sekali. Memang pelajaran baru datang belakangan…
Desain grafis adalah sebuah proses, bagian dari pekerjaan besar mata rantai bisnis kita. Ia mungkin hanya pelengkap. Tapi pelengkap yang sangat signifikan. Desain grafis yang baik memungkinkan produk/jasa anda “dicitrakan” sesuai dengan yang anda minta…
Mulailah berhenti meremehkan desain. Sebab, customer anda tidak suka anda remehkan… Mereka tidak hanya butuh produk yang bagus, tapi juga produk yang berkelas dan bisa membantu meningkatkan “citra diri mereka” sendiri..
www.simplestudio.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar